Prabowo disarankan menarik Prof Yusril Ihza Mahendra karena dianggap jalan tengah
Polres Majalengka, JAKARTA — Prabowo Disarankan untuk menarik Prof Yusril Ihza Mahendra sebagai calon wakil presiden. Prof Yusril dinilai menjadi jalan tengah bagi partai pengusung.
Sejauh ini, ada beberapa nama potensial yang disebut-sebut sebagai pendamping Prabowo diantara yang lain Erick ThohirGibran Rakabuming Raka kepada Yusril Ihza Mahendra.
Koalisi gemuk yang diisi oleh partai-partai parlemen dan non-parlemen yang mendukung calon presiden Prabowo Subianto harus segera menentukan sosok calon wakil presidennya.
Pengamat Politik Lembaga Penelitian Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih menilai hal tersebut akan menjadi pekerjaan rumah Prabowo.
Diantara mereka Erick Thohir usulan PAN, Yusril Ihza Mahendra diusulkan oleh Partai Bulan Bintang (PBB), dan di luar koalisi ada nama Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang saat ini menjabat Wali Kota Solo.
“Ada juga beberapa nama di luar nama tersebut, antara lain Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” kata Al-Fatih dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/9).
Dari nama-nama di atas, mengingat besarnya dukungan parpol, akan lebih baik Prabowo tidak memilih calon wakil presiden dari non-partai politik. Hal ini untuk menghindari munculnya gesekan antara partai politik pengusung dan pengusung.
Apalagi mengingat perlunya kepemimpinan yang kuat dalam 5 tahun masa jabatan ke depan, maka yang dibutuhkan adalah calon wakil presiden yang tidak hanya mampu meningkatkan elektabilitas, tetapi juga mampu membantu. Prabowo melaksanakan tugas.
Baca juga: AS Kejutkan Dunia dengan Penemuan Tambang Lithium Terbesar, Industri Mobil Listrik Siap Melonjak!
“Saya menyarankan itu Prabowo “Pilihlah calon wakil presiden dari partai politik non-parlemen yang bisa menjadi jalan tengah yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI,” jelasnya.
“Jalan tengah calon wakil presiden ada di Ketua Umum PBB, Prof Yusril Ihza Mahendra,” dia berkata.
Selain berlatar belakang non-parlemen dan pengalaman eksekutif, Al-Fatih mengatakan Yusril juga seorang negarawan dan intelektual serta ahli hukum ketatanegaraan (HTN). Apalagi, ia dekat dengan sosok ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Meski dekat dengan NU, Yusril juga tak asing dengan Muhammadiyah. Sebab, ia dinilai aktif dalam Dewan Hikmah PP Muhammadiyah pada masa kepemimpinan AR Fachruddin.
Artikel ini awalnya muncul di www.pojoksatu.id